PSSI selaku Federasi sepakbola Indonesia mulai merasa gerah dengan berbagai tudingan dan hujatan yang dilakukan para suporter dan klub sepakbola tanah air terkait rumor pengaturan skor dan 'liga settingan' di kompetisi Liga 1 dan 2.
Melalui Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, asosiasi tertinggi sepakbola tanah air tersebut berharap publik sepakbola nasional bisa menjauhi berita hoax yang marak beredar di dunia maya.
"Nah hal yang berbau non teknis, kita hilangkan budaya gosip, mulailah melapor dengan resmi," ujar Ratu Tisha, seperti dilansir bolalob.com (21/11/2018).
Seolah tak terima instansinya menjadi sasaran hujatan publik, Ratu Tisha pun menantang pihak-pihak yang menebar rumor adanya mafia sepakbola di Liga Indonesia, baik dari kalangan suporter maupun klub, agar memberikan bukti konkret.
"Jangan hanya mencaci maki, tapi laporkan untuk sepak bola Indonesia yang baik. Jangan hanya katanya. Mana buktinya, silakan lapor," tegas Ratu Tisha.
"Jika laporan masuk, pasti kita akan tindak. Berlaku untuk semua kompetisi PSSI," lanjutnya.
Wanita lulusan FIFA Master tersebut pun memastikan pihaknya tak akan tinggal diam jika memang terbukti ada indikasi tindak kecurangan yang melibatkan pemain ataupun klub.
"PSSI akan menindak dan menghabisi dengan memerangi hal-hal tersebut. Dengan sangat tegas laporkan, kasih tahu kami," cetus Ratu Tisha.
Lebih lanjut Ratu Tisha juga meminta insan sepakbola tanah air tidak menuduh dan menganggap kotor PSSI akibat isu match fixing yang tengah menjadi topik panas dalam beberapa hari terakhir ini.
Bahkan, menurutnya PSSI tak pernah luput mengawasi hal-hal teknis, seperti penunjukan dan analisa kinerja perangkat pertandingan. Untuk meningkatkan mutu wasit di seluruh kompetisi domestik, sebut Ratu Tisha, PSSI telah menggandeng federasi sepakbola Jepang.
"Semua penunjukan dan hasil kinerja wasit dinilai serta dipantau oleh direktur referee PSSI dari Jepang dan ketiga adalah, assesment dari dua orang di Jepang yang bertugas menganalisa video pertandingan Liga Indonesia,"
"Hasilnya dikembalikan ke kita, satu bulan setelahnya. Untuk kita melakukan assesment secara satu musim, satu tahun. Karena kita tidak mungkin secara langsung saja, jadi tidak akan ada analisis yang luput secara teknis," papar Ratu Tisha.
Isu pengaturan skor dan pertandingan sendiri semakin menghangat jelang berakhirnya kompetisi musim 2018. Banyak pihak menilai Persija Jakarta menjadi klub yang diduga kuat berada di balik skenario match fixing.
Hal itu didasarkan dari posisi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono yang juga menjadi pemilik Macan Kemayoran.