Bisnis.com, JAKARTA - Persija Jakarta harus pulang ke Jakarta dengan tangan hampa mengingat mereka tidak bisa mengambil poin dari Lamongan. Kekalahan 2-0 harus diterima oleh pasukan Macan Kemayoran melalui gol Diego Assis dan Shohei Matsunaga di akhir babak kedua.
Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra puas dengan penampilan anak asuhnya yang sudah bekerja keras di laga ini. Namun pelatih asal Brasil menyesali keputusan wasit Annas Apriliandi pada laga tersebut.
“Semua pemain dari Persija sudah kerja keras didalam pertandingan. Termasuk Daryono yang juga bermain baik di laga ini,” ujar Teco, sapaan Stefano Cugurra selepas laga.
Sayangnya wasit asal Jawa Barat ini memberikan keputusan kontroversi dengan mengesahkan gol dari Diego Assis pada menit ke 85. Sebab Diego terlihat menggunakan tangannya untuk mencetak gol. Namun, wasit tetap mengesahkan gol tersebut.
Asisten wasit dua Jujuk Suharso pun sempat mengangkat benderanya. Namun setelah wasit utama Annas Apriliandi mengesahkan gol tersebut, Jujuk pun langsung menurunkan bendera yang tadi diangkatnya.
“Tapi lima menit terakhir dari Persela dimana pemain mencetak gol dengan tangan. Trus linesman sudah angkat bendera tapi kenapa wasit tetap mengesahkan gol,”tegasnya
“Sekali lagi saya sedih sepakbola Indonesia seperti ini dimana sudah lihat linesmannya angkat bendera dan gol menggunakan tangan,” tambahnya.
Tentunya gol kontroversi itu diakui Teco sangat mengganggu timnya. Alhasil Persela mengunci kemenangan yang dicetak oleh Shohei Matsunaga di masa injury time.
“Pemain kami bukan playstation pastinya mereka punya emosi. Tentunya ini mengganggu. Sekali lawan memang bagus tapi kami juga main bagus. Tapi kami kalah karena lawannya wasit bukan Persela,” tutupnya.
Nada sama juga dilontarkan kapten Ismed Sofyan yang kecewa dengan perangkat pertandingan malam ini. Hal ini dinilainya sangat jauh dari kata fairplay.
“Kedua tim bermain bagus Persija maupun Persela. Hanya saja saya tidak habis pikir kenapa di tahun 2018 ini dari tahun ke tahun permasalahan wasit tidak pernah bagus. Banyak pertandingan yang dilaksanakan di Liga 1 banyak bermasalah lantaran kepemimpinan wasit yang kurang baik,” timpal Ismed.
“Selain itu hakim garis sudah mengangkat bendera tapi kemudian dia turunkan lagi. Sepak bola ini mau dibawa ke mana? Ini mencoreng sepak bola Indonesia. Jika kompetisi saja tidak benar, bagaimana Timnas Indonesia ke depannya?” lanjutnya.
“Saya pikir ia harus sadar diri. Sebelum kompetisi dimulai, kami semua diberikan bekal law of the game oleh PSSI yang kami jalankan,” tuturnya.
Sumber : UC News