Lini masa sedang ramai dengan tagar #Seruiken. Hal tersebut lahir dari respon atas sangsi PSSI, yaitu laga kandang usiran dari pulau Jawa. Memangnya, ada apa dengan kandang Perseru Serui?
Tentu saja, faktor biaya adalah alasan Persib memberi pembelajaran kepada sangsi PSSI yang dinilai kurang adil. Dan imbasnya akan menjadi tanggungan lawan-lawan Persib di Liga 1. Khususnya tim-tim dari pulau jawa, atau bahkan Sumatra.
Dikutip dari Tribun Jabar (28/07/18), perjalanan menuju home base Perseru Serui sempat menjadi perjalanan termahal Persib musim ini. Klub di kepulaun Yapen, Papua tersebut, juga memakan waktu yang tidak sedikit.
Perjalanan dimulai dengan menuju ke bandara Hassanudin Makassar. Dari Makassar, kemudian menuju kota Biak. Dari Biak, barulah menaiki pesawat kecil berkapasitas 12 orang untuk menuju Serui.
Meski dari Biak, ada opsi lain yaitu naik kapal laut. Tentu saja, dengan waktu tempuh yang jauh lebih lama. Kondisi fisik pemain akan sedikit terganggu jika memilih opsi naik kapal.
Rincian biaya pesawat adalah:
Jakarta - Makassar : Rp 600 ribu pe rorang, estimasi waktu 2 jam 30 menit.
Makassar - Biak : Rp 2.000.000 per orang, estimasi waktu 2 jam 45 menit.
Biak-Serui : Rp 800.000 per orang, estimasi waktu sekitar 30 menit.
Dari estimasi tersebut, total ongkos pesawat untuk seorang pemain adalah 3.400.000. Perjalanan pulang pergi tentu saja 6.800.000. Atau jika membawa 23 pemain, maka kocek yang harus dikeluarkan adalah 156.400.000.
Itu hitungan untuk 23 pemain yang dibawa saja. Belum pelatih dan official. Cuma ongkos pesawat saja, belum yang lain-lain. Dan estimasi diatas adalah dari Jakarta ke Serui.
Bisa dipastikan, jika Persib memilih Serui sebagai home base, klub-klub lain khususnya di pulau Jawa atau Sumatra, bakal pusing 7 koma 5 keliling.