Tradisi Viking clap belakangan menjadi ritual yang tak pernah dilewatkan pendukung timnas Indonesia. Apalagi dalam dua turnamen AFF terakhir yang digelar di Jawa timur. Saat pagelaran AFF U-19 dan AFF U-16, penonton yang hadir mendukung timnas di gelora delta Sidoarjo kerap mempertontonkan atraksi Viking clap sesaat setelah pertandingan. Dan oleh salah satu stasiun televisi yang menayangkan tournament tersebut, ritual Viking clap kerap disorot kamera sesaat setelah pertandingan.
Viking clap menjadi atraksi tambahan timnas Indonesia, selain atraksi olah bola selama 2X45 menit.
Tradisi Viking clap sendiri awalnya mulai popular ketika perhelatan piala Eropa 2016 lalu. Saat timnas Islandia menaklukan Inggris pada babak 16 besar, Aaron Gunnarson kemudian memimpin aktraksi tersebut di hadapan ribuan pendukung timnas Islandia setelah bertandingan berakhir. Mengangkat kedua tangan kemudian menepuk di atas kepala, mengikuti tempo pukulan tambur yang semakin cepat, dan diakhiri seruan “huuu”.
Pada awalnya selebrasi ini lebih dikenal dengan sebutan Thunder Clap. Namun karena Islandia yang mempopulerkannya identik dengan bangsa Viking, bangsa penakluk dan penjajah asal Skandinavia, termasuk Swedia, Norwegia, Denmark, dan Islandia, selebrasi dengan tepukan tangan ini kemudian lebih dikenal dengan Viking Clap. Momen Viking Clap Suporter Islandia ini dianggap sebagai momen yang indah dan begitu magis dalam sepak bola. Momen ini kemudian mengantarkan suporter Islandia masuk dalam nominasi suporter terbaik FIFA 2016.
Pendukung salah satu tim di liga Skotlandia, Motherwell juga pernah melakukan ritual serupa. Mereka melakukan tepukan kemudian bersorak mengikuti tempo pukulan drum dan diakhiri dengan menyanyikan Since I Was Young.
Di Indonesia sendiri, beberapa tim juga pernah melakukan selebrasi serupa. Persib bandung, PSIM Jogja, dan Arema juga pernah melakukan selebrasi serupa setelah pertandingan berakhir.
Namun belakangan, banyak juga yang tidak setuju selebrasi Viking clap dilakukan pasca pertandingan timnas. Sebuah petisi online muncul di media sosial, menolak Viking clap. Di akun petisi online change.org, muncul petisi menolak Viking clap yang diinisiasi oleh seseorang bernama Eko Prasetyo.
“Saya sangat bangga dengan kemajuan olaraga nasional yg saat ini sedang sangat berkembang. Sebagai contoh tim sepakbola kita yang mengikuti berbagai event internasional belakangan ini menunjukkan kualitas yang tidak buruk dan pemain-pemain kita yg tulus berjuang demi nama negara yang kita cintai dan Di akhir pertandingan melakukan Viking Clap seperti yg dilakukan timnas Islandia di Piala Dunia kemarin.
Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk merubah kebiasaan tersebut. Bukan karena Viking Clap buruk namun karena Viking Clap tidak ada sejarahnya bagi bangsa kita. Tunjukkan pada dunia kalau Indonesia bukan bangsa yg doyan menjiplak persis apa yg orang lain punya.” Tulisnya seperti silansir dari laman change.org
Menurut penulis, memang agak susah untuk menghapus kebiasaan Viking clap karena kebiasaan itu sudah mulai popular di kalangan pendukung timnas Indonesia yang berlaga di Sidoarjo. Sebenarnya, beberapa klub di liga Indonesia punya ritual menarik sesaat setelah pertandingan berakhir. Beberapa tim menyanyikan anthem klub, para melingkar di tengah lapangan, dan para supporter berdiri di tribun sambil bernanyi lagu kebanggaan mereka. Sebut saja Persebaya Surabaya. Setelah pertandingan selesai, pemain Persebaya melingkar di tengah lapangan, kemudian secara bersama sama dengan penonton menyanyikan lagu song for pride. Atau supporter PSS Sleman, BCS yang kerap menyanyikan anthem “sampai kau bisa” setelah pertandingan. Brajamusti, pendukung PSIM Jogjakarta juga melakukan hal serupa, menyanyikan lagu kebanggaan mereka, Aku yakin dengan Kamu. Suporter Bali United pun pernah melakukan hal serupa.
Dalam sebuah moment, Presiden klub Persebaya Surabaya Azrul Ananda pernah menitikkan air mata ketika para bonek, pemain dan pelatih menyanyikan lagu anthem Persebaya, "song For Pride". Pemain timnas Indonesia U-19 juga pernah menitikkan air mata ketika suporter BCS menyanyikan lagu sampai kau bisa. Kala itu, timnas U-19 beruji coba di stadion Manguharjo Sleman.
Mungkin, para pendukung timnas Indonesia yang hadir di stadion perlu merubah tradisi Viking clap dengan menyanyikan lagu nasional yang mampu menggugah semangat dan rasa haru para pemain. Bisa lagu Indonesia tanah air beta, atau tanah air kutidak kulupakan. Banyak lagu lagu nasional yang mampu membangkitkan semangat dan rasa patriotisme kita, dan saya yakin menyanyikan lagu tersebut lebih tepat jika hanya melakukan ritual Viking clap. Niscaya, suporter dan pemain pasti akan menitikkan air mata ketika seisi stadion menyanyikan lagu lagu nasional yang membangkitkan patriotisme.